oke, hari ini aku sedang ga begitu mood bercanda oke. rapot UTS seram sekali. oke, forget it ._.
tapi sumpah hari ini galau banget. aku dapet nilai JELEK di rapor UTS. yo ancen se UTS ga pati penting, tapi aku merasa.. sangat.. down. dan nilai itu sangat.. telak.
aku pulang ke rumah dengan galau. ya, sangat galau. apalagi ngeliat nilainya Rian yang lebih bagus dari punyaku. rasane nyokrok dan nyokroook.
sampe di rumah aku masih galau. dan aku.. menangis.
yeah, I cried a lot :'(
aku punya banyak pertanyaan buat Allah
ya Allah, kenapa sih nilaiku jelek ? aku usahanya kurang gimana lagi sih ?
aku lo ga nyontek ya Allah, tapi kenapa hasilnya gini ?
kenapa sih nilaiku selalu jelek dibandingkan nilainya Rian ?
apa aku ngga mampu ya Allah ? please answer me :(
dan ternyata.. pertanyaan ini menyebar ke pertanyaan yang selama ini ngeganjel di hatiku. Pertanyaan yang langsung meledak ketika Rian bilang," sabar sayaaaang.. nilai jelek bukan the end of world.."
and I'm exploded
kamu ga ngerti! ngomong enak he ! ENAK !
kamu ga ngerasain nilai elek, kamu ga ngerasain anak kelasmu supersuper, kamu ga ngerasain ditagih dapet ranking yang bagus, kamu ga ngerasain masalah keluargaku. KAMU GA NGERASAIN RUWETNYA JADI AKU. HIDUPMU SEMPURNA HE ! HIDUPMU ENAK !
AND I'M ENVY WITH YOU SO MUCH.
aku udah siap seandainya Rian bakal marah atau tersinggung. tapi dia ga nyerah sodara-sodara. dia masih berusaha ngehibur aku. dia justru minta maaf. dia minta maaf karna ga bisa ngerti keadaanku yang sebenarnya. aku semakin menjadi, tapi dia semakin sabar :')
aku menyadari bahwa sebenarnya, aku sedang bergelut dengan perasaanku sendiri. Aku ngelampiasin semuanya sama Rian sampe bener-bener LEGA.
dan itu juga sebenernya dapet bantuan dari buku yang berjudul "Yang Galau, Yang Meracau!" karya Fahd Djibran. Ada beberapa kalimat yang aku garisbawahi, yang ngebantu aku tersenyum lagi :)
"Jika kita terus menyangka bahwa hidup kita menderita, kita akan menderita. Jika kita memandang bahwa hidup begitu indah dan penuh kebahagiaan, kita pun akan berbahagia"
"Bukankah setiap orang pernah bersedih dan menangis? Itulah cara hidup memperkenalkan makna tawa dan kebahagiaan"
"Mengapa kita hanya fokus pada kesedihan-kesedihan dan kesalahan-kesalahan yang pernah kita buat? Mengapa kita rela membuat diri sendiri berjalan terpincang-pincang? Mengapa kita hanya bertumpu pada hal-hal yang sesungguhnya akan membuat kita terus menderita, dan semakin menderita, dan semakin menderita.."
"Ya, ya, aku tahu. hidup memang tidak mudah.. tetapi semuanya akan jauh lebih sulit jika kau terus menganggapnya tidak mudah, bukan?"
"Bila kau tak kuat menjalaninya, bisikkanlah ke dalam hatimu bahwa Ia tak akan memberimu peran yang kau sendiri tak sanggup menjalaninya"
"Jika kau menghadapi masalah-masalah dan tekanan-tekanan berat yang kau pikir tak mampu kau hadapi dan kau jalani, berjalanlah melambat. Atau sesekali berhentilah. Jangan tergesa-gesa."
"Berpikirlah dengan tenang, rasakanlah dengan hatimu, lihatlah semuanya dengan jelas.. Jika tidak, lihatlah sendiri jika kau tak melakukannya.. hatimu akan meledak dan kau akan kehilangan semuanya."
"Maka, saat kau merasa sedih atau bermasalah, jangan menuduh siapapun. Kembalikan pada dirimu sendiri."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar