Jumat, 15 Januari 2016

aku percaya

it's just too sudden.

aku nggak tau bagaimana dengan kamu, tapi aku sangat clueless. aku pikir aku tau semuanya, awalnya aku ngerasa ini benar. pasti benar.

tapi trus ada yang ngusik pikiranku

"ayolah.. kamu kan masih sayang. dia juga masih sayang kamu. ayolaah.. ada solusi lain."

sempet aku merasa hilang arah. kalimat itu terngiang-ngiang terus di otakku.

"ayolah.. kalian masih saling sayang, kalian bisa lalui ini. ini tuh bukan apa-apa. ini cuma sementara. ayo, lewati ini!"

"dia sedih, kamu juga sedih. buat apa kalian lakuin ini? kamu bakal kehilangan dia. kamu bakal kehilangan dia."

"kamu bakal kehilangan dia."

"apa kamu harus hapus semuanya? kamu sanggup hapus semuanya? kamu bisa? yakin? setelah semua yang kamu lewati, apa kamu bisa ngehapus begitu saja?"

"kamu bakal kehilangan dia."

"imagine he will marry someone else."

"nggak akan ada yang tau bagaimana ke depannya, termasuk kamu dan dia. ini terlalu mendadak. nunggu hari minggu dulu laaah.."

"kamu bakal kehilangan dia! kamu ngerti itu?"

tapi nggak tau kenapa, ada suara yang menggema lebih keras.

"let it go."

"let it go."

"kamu tau ini benar. ini jawaban atas kegalauanmu selama ini."

"kamu gaperlu hapus semuanya. simpan semuanya. simpan di yang paling dalam. siapa bilang kamu harus ngehapus semuanya? kamu hanya harus menyimpannya dengan rapi."

"iya, simpan dengan rapi. bukan buang. bukan hapus. bukan lupakan."

"nggak ada salahnya kamu masih memiliki perasaan itu. nggak ada salahnya. biarkan perasaan itu tumbuh, biarkan! biarkan dia tumbuh dalam jalan yang benar."

"let him go."

only know you love him when you let him go.

aku percaya. aku percaya sama perasaanku. aku percaya sama kamu. aku percaya sama Dia. aku percaya, aku percaya. ini bukan akhir, tapi ini permulaan. aku percaya. aku percaya.

karna aku mencintaimu.


Selasa, 12 Januari 2016

Tristesse

aku sangat suka musik. mungkin karena sejak kecil aku tumbuh bersama musik. sejak masih di perut aku diperdengarkan ayat al-Qur'an surat Maryam dan  musik klasik sama ibukku. setelah itu, masa kecilku sering disetelkan musik klasik jadi nggak tau kenapa rasanya musik sudah mendarah daging. dan menariknya, musik yang aku dengar waktu masih kecil, aku inget sampai dewasa. tiap denger suatu musik klasik yang dulu pernah aku denger waktu kecil, aku selalu mikir,"wah, aku pernah denger lagu ini."

salah satu musik klasik yang mengiringi pertumbuhanku adalah musiknya Chopin, yang berjudul Etude Op 12 no. 3, atau Tristesse.

aku baru-baru ini dengar lagu itu di anime yang judulnya La Corda d'oro. lagu ini cuma sepintas, cuma dimainkan sedikit, tapi aku langsung ngerasa nostalgia dan ngerasa pernah denger lagu ini. embuh yaa, kalo udah bicara soal musik aku pasti seneng banget. aku memang nggak tau banyak soal musik, memainkan alat musikpun cuma bisa gitar dan itupun nggak mahir. tapi aku sangat mengapresiasi musik. genre yang paling aku suka adalah jazz dan klasik.

walaupun sebenarnya anything will do, tapi dengan syarat dan ketentuan yang berlaku haha.

hal ini bertolak belakang sama kekasihku, Rian. *uhuy kekasih :)))

Rian bukannya nggak suka musik, tapi dia beda passionnya sama aku. dia lebih suka ke olahraga, dan lebih suka musik yang pop. beda sama aku yang nggak terlalu tertarik sama pop. tapi sak seneng-senenge dia sama musik, nggak seperti aku. aku bisa aja dengerin Tristesse atau Clair de Lune berkali-kali tanpa bosen sambil merem menikmati lagunya, atau menikmati suaranya Michael Buble yang super romantis itu, tapi Rian engga :))

Jadi kalo misalkan lagi di mobil dan muter musik, harus gantian. kadang aku setel lagu-lagu sukaanku, misal lagunya Michael Buble, Tulus, atau lagu klasik, nanti kalau Rian sudah protes,"yaang ngantuk yaaaaang." itu berarti tandanya harus diganti dengan lagunya Taylor Swift atau Secondhand Serenade wakakak. tapi pernah, di suatu malem waktu kita baru pulang dinner, di mobil aku setel lagunya Michael Buble - You and I dan Rian ga protes! Gatau ya, mungkin malem itu memang kita lagi kalem. But I really enjoyed that moment, dear. Meskipun cuman diem mendengarkan lagu, aku menikmati "diam" itu. :)

aku harus belajar buat mengerti seleranya Rian dan begitu pula sebaliknya. Alhamdulillah, sejauh ini nggak ada masalah dengan perbedaan selera. Justru memperluas pengetahuan dan jangkauan kita. aku racuni Rian pake Michael Buble, rian racuni aku pake Taylor Swift :3

Kita banyak berbeda. Banyak hal yang aku suka tapi dia ga suka. Tapi aku bersyukur, kita bisa mengimbangi dan menghargai satu sama lain. Selama itu bukan hal yang buruk, kita nggak akan protes walaupun hal itu nggak sesuai sama selera kita. So glad to have that kind of man beside me. :)

yah walaupun nanti kalau misalkan kita *ehm* nikah, pasti setiap malam Rian mau gamau harus mendengarkan musik Jazz dari Jazz Radio atau musik klasik yang aku puter sebagai teman belajar tiap malem haha :p